cerpen persahabatan di masa smp

             PERSAHABATAN DI MASA SMP      
   Namaku Aliani Putri, Orang – orang sering memanggilku liani. Disekolah ku saat ini aku terkenal dengan wanita pendiam dan jutek. Tapi sebenarnya tidak, mungkin karna orang tersebut belum mengenalku lebih jauh jadi wajar saja jika orang tersebut memanggilku seperti itu. Aku adalah gadis kelahiran sukabumi yang beberapa tahun tinggal di bandung, Asal rumahku memang di sukabumi namun aku pindah ke bandung, karena pada saat itu ayahku bekerja di salah satu bank yang ada di bandung. Dan tak lama kemudian ayahku berhenti karena masa kontrak bekerja nya telah habis. Lalu aku dan keluargaku pindah kembali ke rumah nenekku di sukabumi.
Waktu aku tinggal di bandung aku tak pernah mendengar dan mengerti apa itu persahabatan, karena pada saat itu aku masih berumur 6 tahun. Yang ku tau hanyalah sebuah pertemana biasa  yang dilakukannya hanya bermain dan bermain, aku mulai mengerti apa arti sebuah pertemanan yang lebih dari sebuah pertemanan biasa yaitu persahabatan.
Pada waktu aku berumur 11 tahun, aku mempunyai sahabat yang dulu mungkin merekalah yang hanya dapat mengertikanku. Tetapi ternyata sebaliknya, mereka yang kupercaya dapat menjadi teman sekaligus sahabat atau mungkin keluarga malah berubah menjadi sebuah pertemanan biasa. Setelah aku masuk ke smp yang aku inginkan, di sinilah cerita ku di mulai..
   Hari ini adalah hari di mana aku akan di tentukan naik atau tidaknya ke kelas 9, saat itu aku sedang menunggu ayahku datang agar bisa mengambil hasil raport ku bersama temanku Rita dan chaca, Rita adalah teman sebangku ku di kelas 8 smp, rita mempunyai sifat licik namun asik apabila di ajak berbicara. Selain asik, rita pun pintar dalam merangkai kata maupun kalimat menjadi sebuah paragraf. Makanya jika aku sedang mencari kata – kata aku selalu meminta kepadanya untuk membuatkan sebuah kata – kata yang menjadi sebuah kalimat indah.
  Chaca itu adalah teman sebangku nya rita pada saat kelas 7 smp, aku kenal dekat dengan chaca karna rita. Chaca mempunyai sifat egois dan penyabar namun perkataannya mungkin menurut teman – temanku mirip seperti orang tua.
Setelah bebberapa lama aku menunggu akhirnya ayahku datang dan aku pun kembali ke kelas bersama rita dan chaca, chaca melihat rita berjalan seperti tak bersemangat dan kemudian chaca bertanya kepadanya “ Rita kamu kenapa? Kelihatannya kamu sedang tak bersemangat hari ini?”, lalu aku pun juga bertanya kepadanya “ Ya rita kamu kenapa?” rita menjawab dengan muka tak bersemangatnya “ hmm.. Ayah yang lain sudah datang tapi mengapa ayahku belum datang juga?,” setelah itu rita langsung berhenti berjalan “rita ayah mu mungkin masih di jalan atau mungkin ayahmu terkena macet di jalan, jadi sabarlah sedikit.” Ucap chaca dengan perkataan ciri khasnya. Setelah beberapa lama, ayahnya rita pun datang dan acara pengambilan raport pun di mulai . Satu demi satu namaku dan temanku di panggil lalu pada akhirnya semua siwa/i kelas 8h naik ke kelas 9h. Tahun ini berlalu begitu cepat, tidak terasa, aku melewati bebagai rintangan, berbagai acara, berbagai pelajaran juga berbagai masa suka maupun duka.
   Matahari pagi terlihat malu – malu bersembunyi di balik gelembung awan yang tebal. Hari ini adalah hari pertamaku masuk ke kelas 9, aku dan temanku sudah mengatur akan sebangku dengan siapa siapanya. Rita sebangku dengan niranti, dan aku dengan chaca. Oh iya niranti adalah teman sekelasku juga namun waktu aku kelas 8 niranti belum terlalu dekat dengan aku rita dan chaca. Niranti mempunyai sifat polos dan keras kepala. Dalam usiaku yang ke 14 ini, aku sudah mulai mengerti apa gunanya keluarga dan sahabat. Jadi dari sinilah aku rita niranti dan chaca mulai bersahabat.
Hari pertamaku masuk aku belum memulai belajar, seperti biasa saja saat jamkos kelas akan terasa ramai seperti di pasar, aku dan temanku pun tak mau kalah ramai nya dengan yang lain, aku dan temanku bermain tantangan maupun rintangan, bercerita dengan penuh tawa dan canda hingga tak terasa matahari bersinar sangat terik memanggang bumi di titik tertinggi, bel sekolah pun berbunyi menandakan waktu pembelajaran telah habis dan saatnya aku dan temanku pulang “teng...teng...tengg...tengg...” suara bel yang berubah menjadi suara lonceng. Niranti merasa heran “ loh ko belum bel juga? Padahalkan sudah waktunya pulang?” niranti terus bertanya tanya dengan dirinya sendiri “ Ada bel ko nir tadi aku mendengarnya tapi yang keluar itu suara lonceng karena mati lampu mungkin jadi harus pake lonceng “ jawab rita dengan lantang. “ heii ayo pulang!” ucap ku mengajak, “ ayo!!” ucap chaca dan niranti. Aku rita niranti dan chaca berpisah di depan gerbang namun  aku dan rita tidak karena kebetulan rumahku dan rumah rita itu searah. Siang kini berubah menjadi senja, dan malam pun begitu cepat berakrhir.
  Pagi ini cuaca sangat tak mendukung, Hari rabu ini adalah hari pertamaku belajar, walaupun hanya belajar 1 mata pelajaran tapi aku tetap tidak bersemangat. “Hari ini sangat membosankan sekali!” ucap liani dengan wajah jutek, “ya, benar liani aku pun sangat bosan hari ini.” Rita pun membalas ucapan liani. “Dari pada kita bosan diam di dalam kelas ga jelas begini, lebih baik kita keliling saja” ajakan niranti dengan seru, “Kita keliling kemana niranti? “ tanya chaca kepada niranti. “ya kita keliling ke tiap kelas lah, masa keliling dunia“ niranti menjawab dengan sedikit bercanda. “ya sudah kalau begitu, ayok!!” Ucap chaca kepada mereka bertiga. Kebetulan sekali pembelajaran terakhir ini gurunya tak akan masuk, Akhirnya mereka bertiga langsung berjalan keluar untuk berkeliling-keliling ke tiap kelas.
“Tenggg.. Tonggg.. Tenggg.. Tonggg” suara bel pulang berbunyi menandakan waktu pembelajaran hari ini telah selesai. Seperti biasa aku pulang bersama mereka bertiga, “Heii, ayok pulang bel sudah berbunyi nih” ucap rita yang ingin segera pulang. “Santai kali rit, kita juga pasti pulang ko!” niranti menjawab dengan tegas. “ya benar, ga mungkin kita nginep di sinikan?” tanya liani dengan serius. “ sudah sudah, yu kita pulang sekarang” jawab chaca yang ceritanya ingin menghentikan perdebatan mereka bertiga.
   Siang yang cerah berganti senja kemerahan. Lantas senja yang khidmat berubah kelam dan gelap. Petang pun membayang menghadirkan malam. Ketika aku membuka handpone, ada beberapa pesan dari niranti yang berisikan pertanyaan tentang tugas b. Indonesia. “ liani tugas b. Indonesia sudah selesai belum?” tanya niranti di dalam sebuah pesan, “sudah, tapi ada beberapa yang belum di kerjakan” liani pun membalas pesan dari niranti. Tidak terasa hari demi hari di lewati bersama dengan ketiga sahabatku dan tidak terasa besok sudah bulan november kembali.
Upacara bendara hari senin di mulai, hari ini kepala sekolah akan mengumumkan bahwa siwa/siswi minggu depan akan mengadakan Penilaian  Akhir semester (PAS). Beberapa siswa merasa senang karena mungkin minggu depan akan cepat pulang. “Yeay, minggu depan PAS bisa pulang cepat nih hahaa..” ucap rita sambil tertawa. “Hmm.. seru si seru bisa pulang cepat, tapi aku belum siap buat melawati semua ini” ucap niranti sedih. “Maksud kamu, kamu belum siap PAS nir?” chaca bertanya kebingungan. “Sepertinya bukan gitu deh maksudnya cha” jawab liani heran. “Terus gimana maksudnya?” chaca kembali bertanya. “Maksud niranti itu, dia belum siap kalau nanti UN (Ujian Nasional), biasanya kalau kita sudah kelas 9 habis PAS ya tentu pasti akan ada ujian ujian yang sangat menantang ya seperti yang tadi aku bilang Ujian Nasional” jawab rita. “Nah itu maksudku chaca” ucap niranti sambil sedikit tersenyum. “ ohh itu maksud kamu nir” ucap chaca dan liani sambil tersenyum-senyum.
   PAS pada hari senin di mulai, kelasku di gabung dengan kelas 7 karena jika tidak di gabung, siswa/i kelas 9 akan saling bekerja sama. Pelajaran pertama pun di mulai, ketika pengawas sedang tak berada di dalam ruangan ujian, kelas pun ramai ada yang bertanya kepada teman yang di belakangnya, ada yang melihat ke buku, ada juga yang serching ke internet, dan ada juga yang bekerja sama di dalam sebuah grup pesan. Aku dan niranti 1 ruangan sedangkan rita dan chaca tak seruangan dengan ku dan niranti. “susah banget ini pelajaran matematika” ucapku dalam hati. Niranti melihat ku kebingungan “liani kamu sudah selesai belum? “ tanya niranti kepada liani. “Hm..belum nir ada beberapa soal yang kurang aku pahami” jawabku kebingungan. “Coba dulu saja sebisa mu, sisa yang belum kamu isi nanti aku kasih tau hehe” niranti melanjutkan pembicaraannya dengan agak ragu. Beberapa jam kemudian bel istirahat berbunyi “tenggg.. Tonggg..”. Niranti dan aku pun keluar ruangan dan peegi menuju ruangan rita dan chaca, setelah itu aku niranti rita dan chaca saling bertanya-tanya soal tadi pelajaran yang sulit. Dan kemuadian aku dan mereka bertiga pergi ke kantin untuk membeli makanan. “kalian pada mau beli apa?” tanya niranti, “roti aja deh aku mah” jawab liani, “aku mah bawa nasi jadi beli minum doang aja hehe” jawab rita, “aku pun sama kaya rita hehe” jawab chaca dengan sedikit tertawa. Dan setalah lama beristirahat bel pun berbunyi kembali, dan beberapa jam kemudian pelajaran kedua pun selesai.
Hari demi hari PAS pun selesai. Dan semua siswa/i pun senang karena rasa tegang dalam mengerjakan soal-soalnya telah tuntas. Dan hari libur tahun baru pun datang, 2 minggu libur sekolah tak terasa cepat berlalu. Lalu hari pertamaku masuk pada tahun 2018 telah datang dimana pada tahun ini aku akan sangat sibuk sekali dengan sekolah ku, “pagi teman teman” sapaan pagi dari niranti “ pagi juga nir” sahut chaca kepada niranti. “eh ga kerasa ya bentar lagi kita ujian nasional” ucap liani dengan muka tak bersemangat, “iya ya benar, dan habis ujian nasional kita perpisahan hm” jawab rita sedih, “bismillah dulu aja semoga kita lulus semua” ucap chaca kepada liani niranti dan rita, “amiiinnn..” sahut mereka bertiga. Hari demi hari terlewati acara demi acara di laksanai dengan sesempurna mungkin dan ujian demi ujian kita semua hadapi. Bulan depan adalah bulan dimana aku dan teman temanku semua akan mengikuti ujian terakhir yaitu Ujian Nasional, “Bismillah semoga bulan depan aku bisa mengerjakan soal UN dengan lancar dan tanpa hambatan, amiinn” doa chaca yg sedang memohan kelancaran. “amiinn..”jawab aku rita dan niranti. Kini senja berubah menjadi malam, dan waktu pun berjalan begitu cepat sampai akhirnya minggu depan adalah pelaksanaan Ujian Nasional nya.
   Hari ini cuaca begitu cerah, matahari yg bersinar tidak terlalu terang. “aaa.. Aku blm siap ujian “ ucap niranti cemas, “bismillah..bismillah “ ucap chaca tegang, “ya allah semoga aku bisa mengerjakan soal soalnya amiin” sahut liani sambil memohon kemudahan. Sedangkan rita hanya pokus belajar saja tak mengatakan apapun . bel masuk berbunyi “Tenggg... Tonggg...”, kita berempat berpisah ruangan, aku dengan niranti dan rita dengan chaca.Ujian di mulai, dan beberapa lama kemudian Ujian pertama pun selasai. Begitu pun waktu yang berjalan begitu cepat hingga akhirnya Ujian Nasional pun telah selesai samapai akhir pelajaran.
Hari sekolah pun sudah mulai bebas bagi kelas 9 dan kini aku dan teman temanku akan berpisah. Rasanya berat banget buat berpisah dengan mereka bertiga, walaupun dulu aku dan teman temanku sering bertengkar karna hal sepele. Tp sebuah pertengkaran bukan akhir dari sebuah persahabatan, karena aku tau jika sebuah persahabatan tidak ada pertengkaran maka persahabatan ku ga akan sampai sejauh ini. Jadi hargai dan peliharalah persahabatan kalian dengan baik karena mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari pada seribu teman yang hanya mementingkan dirinya sendiri.


Cerpen karya  : Amelia Najwa
Semoga cerpen ini bermanfaat bagi anda:)

Komentar

Posting Komentar